
Ada sebuah ungkapan yang sering sekali terdengar oleh kita di masyarakat “pelajar jaman sekarang banyak yang pandai dan cerdas namun sayang akhlaqnya tak mencerminkan pribadi yang baik, bagaimana nasib Negara kita kalau generasinya seperti itu?”. Kenapa pernyataan dan pertanyaan macam ini bisa ada di masyarakat kita? Ya, masalahnya adalah tingginya angka kenakalan remaja yang sering terekspose oleh media – media atau secara terang – terangan nampak dimata masyarakat. Apa contoh dari kenakalan – kenakalan itu? Banyak sekali contoh maslah kenakalan remaja jaman sekarang yang sudah bukan menjadi rahasia, bisa dicontohkan banyak pelajar merokok seenaknya, bergaul dengan miras, kebut – kebutan, mengkoleksi hingga transaksi fiilm porno dan menontonnya bersama - sama, pacaran yang tak sewajarnya hingga terjadi hamil diluar nikah, bergumul dengan narkoba dan judi. Semua itu yang mengakibatkan akhlak mereka boborok! Apa dampaknya bagi kehidupan mereka sebagai pelajar? Mereka semakin merasa berani dan tak malu melakukan kenakalan – kenakalan karena mereka merasa tidak melakukan sendiri. Akibatnya mereka semakin berani berbohong kepada oang tua ataupun guru dan terkadang berani membantah perintah mereka.
Sebelum kita membahas semakin jauh tentang kenakalan remaja perlu kita bercerim dulu terhadap diri kita masing – masing sebagai orang tua dan pengajar yang mengawasi dan membimbing anak – anak penerus perjuangan Bangsa ini. Kenakalan pada anak dan remaja tidak sepenuhnya adalah kesalahan dari anak itu sendiri, namun juga tak lepas dari peran serta orang tua dan pendidik yang harus bertanggung jawab terhadap pembentukan sifat dan sikap beserta akhlaq yang melekat pada pribadi anak dan remaja. Apa yang salah dari diri kita sebagai orang tua dan pendidik? Pertanyaan ini yang akan muncul. Ya, kita sebagai orang tua terkadang melupakan apa yang namanya pembentukan karakter dan pribadi anak – anak kita, kita sering lalai dengan hal – hal semacam itu yang berakibat mereka mencari dan mencoba membentuk karakter diri mereka sendiri dari pergaulan – pergaulan yang mereka sering jumpai baik dari tayangan – tayangan televisi atau keadaan sekitar kita sendiri yang belum tentu baik namun terkadang membuat mereka nyaman. Sebagai orang tua modern terkadang kita juga sering memanjakan anak – anak kita dan membebaskannya dari kewajiban – kewajiban yang harus mereka lakukan diluar sekolah seperti membantu orang tua dan beribadah, dan kebanyakan juga orang tua modern pada jaman sekarang hanya menuntut anaknya untuk belajar menjadi pandai namun tidak mau mengawasi perkembangan anak. Kenapa demikian? Ada sebuah anggapan “jaman sudah maju dan modern kita tidak perlu susah – susah dalam mendidik anak bisa les privat kan?” apa yanganak butuh kita turuti demi kemauan belajarnya. Namun terkadang kita terlalu over dalam menuruti kemauan anak hingga anak kurang mempunyai rasa tanggung jawab terhadap kewajibannya.
Kembali kepada kenakalan remaja, menurut penelitian dan wawancara terhadap beberapa narasumber kenkalan remaja sering terjadi karena kurangnya perhatian dan rasa penasaran yang tinggi serta mudahnya akses atau tempat untuk melampiaskan keingintahuan mereka terhadap suatu hal yang terkadang tabu untuk anak usia sekolah.
- Kurangnya perhatian orang tua.
Ini adalah faktor terpenting, kebanyakan orang tua modern saat ini hanya berfikir bekerja – dan bekerja baik sang ayah ataupun sang ibu bersama - sama mengumpulkan harta untuk keluarga, biar makan tak kekurangan, rumah yang layak, anak bisa sekolah, bisa les privat, punya kendraan pribadi meski semua toh terpaksa kredit. Padahal secara moral kemewahan itu belum dimengerti anak – anak usia sekolah mereka membutuhkan keseimbangan antara tuntutan belajar dan kasih sayang orang tua. Suatu contoh dan perbandingan antara anak yang kedua orang tuanya sebagai pekerja (pebisnis,pegawai) khususnya kaum ibu yang sering berada di luar rumah dan anak yang memiliki orang tua yang ayahnya bekerja dan ibunya berada dirumah (baik ibu rumah tangga, wirausaha) dari anak – anak mereka Nampak sekali perbedaan yang sangat nyata. Ini adalah contoh kecil :
- Dari orang tua yang keduanya bekerja diluar rumah
Saat pagi anak bangun dan melihat orang tuanya sibuk dengan persiapan berangkat kerja masing – masing terkadang sampai tak sempat membuatkan sarapan anak dan keluarga dan memaksa anak untuk jajan diluar dengan tambahan uang saku. Ini yang membuat anak kecewa karena jarang sekali merasakan kasih sayang melalui masakan ibunya, namun sekaligus merasa senang karena uang jajannya bertambah bisa buat beli jajan dan pulsa sekaligus rokok (makan gak penting, anak jaman sekarang). Tidak berhenti disitu ketika anak pulang dari sekolah anak belum mendapati satu orang tuapun yang berada dirumah ya meski kadang ada pembantu, hal ini yang membuat anak merasa bebas, ya lepas gak da yang awasi untuk beberapa waktu sampai lupa akan kewajiban ibadahnya alasanya lupa karena gak ada yang mengingatkan (namanya anak wajar khan pengen diingatkan) dari situ saja terlihat karakter anak yang terbentuk kurang baik.
- Dari orang tua yang ayahnya bekerja dan ibunya lebih banyak dirumah
Saat anak bangun melihat ibunya memasak untuk keluarga anak berfikir ibu sayang sama keluarga pagi – pagi sudah buat sarapan, ketika berangkat sekolah sang ibu tersenyum melihat anaknya berangkat sang anak meras mempunyai tanggung jawab guna membanggakan orang tua karena senyum yang diberikan ibu mempunyai kekuatan sayang yang hebat, sampai – sampai lupa sang anak tak bawa uang saku karena sudah sarapan jadi uang saku tak jadi masalah yang penting perut sudah terisi belajar bisa tenang. Ini yang terkadang membuat anak membatasi diri dai jajan sembarangan. Dan belum selesai sampai disitu, ketika pulang sekolah anak melihat ibunya dirumah memberi salam dan mendapatkan jatah makan siang sembari diingatkan tentang kewajiban ibadah. Dari sini anak terbentuk untuk bertanggung jawab kepada agamanya. Dan dari situ anak bisa menghargai perjuangan orang tuanya.
- Rasa ingin tahu yang besar.
Wajarlah anak mempunyai rasa ingin tahu yang sangat besar terhadap sesuatu hal. Karena dari rasa keingintahuan ini anak bisa aktiv mencari tahu dan bertanya kepada pengajar dan orang tua. Namun terkadang bila dari jawaban pengajar dan orang tua belum memuaskan hati si anak mereka terkadang mencari tempat mencari jawaban atas rasa penasaran itu contonhnya : datang ke perpustakaan dengan membaca atau berselancar lewat internet (jaman sudah modern sekarang akses internet mudah dan murah). Namun kebanyakan anak sekarang karena terlalu cerdas dan tidak mudah puas dengan jawaban pengajar atau orang tua (tidak tahu gurunya kurang pandai atau orang tua yang tidak paham) anak cenderung langsung browsing lewat internet dibanding pergi keperpustakaan (alasanya lebih cepat dan simple). Dari sini anak mempunyai kebiasaan baru dan mungkin menjadi hobi berselancar lewat internet untuk mencari hal – hal yang menjadi penasaran di fikiran mereka hingga hal – hal yang seharusnya tak terjamah mereka. Dari sini anak cenderung kecanduan hal – hal yang aneh dan menyimpang karena mudahnya mereka memuakan jawaban dari rasa penasaran dengan ber internet ria. Peran serta orang tua dan pengajar disini adalah dituntut untuk lebih sering membaca dan mau belajar teknologi sehingga tidak tertinggal oleh generasi anak dan kita sendri bisa mengawasi anak saat berselancar di dunia maya dan hal ini bisa menimbulkan kebanggan tersendiri kepada anak karena mempunyai guru dan orang tua yang melek teknologi dan secara tidak langsung membatasi ruang gerak mereka sesuai batasan apa yang seharusnya mereka cari.
- Mudahnya melampiaskan rasa penasaran.
Sebagai seorang anak mempunyai rasa penasaran sangat besar itu wajar, terkadang setelah rasa penasaran terjawab anak cenderung ingin mencoba hal – hal yang menjadi awal keingintahuannya itu sangat normal karena sebagai anak yang dituntut belajar anak juga harus mampu dalam hal praktikum. Namun disini tidak membahas tentang praktikum sekolah. Contoh baiknya anak penasaran tentang otomotif anak mencari di internet kemudian sering nongkrong dibengkel sembari belajar gratis tentang otomotif (disini terbatas pada motor) anak bisa dan mampu karena sudah terbiasa melihat dan mencoba dalam hal ini, namun anak terkadang tidak puas dengan hal yang dicapainya contoh buruknya anak sering menjajal kecepatan motornya karena selalu melihat motor orang yang lebih cepat dari miliknya, anak merasa ingin memperbaiki lagi motornya sehingga anak terus menerus fokus pada motornya dan terkadang lupa pada kewajiban belajar dan beribadah. Sebgai orang tua terkadang kita juga merasa bangga karena anak kita mampu namun kita juga harus terus memantau perkembangannya di sekolah dan selalu mengingatkan kewajiban beribadah sehingga anak tidak terlalu melampaui batasan dan meninggalkan kewajiban lainnya demi hobi dan rasa penasarannya.
Dari uraian di atas penulis ingin menyampaikan bahwa peran serta orang tua dan pendidik (guru sekolah, guru ngaji, guru privat) sangatlah penting bagi pembentukan karakter dan akhlak anak. Bukan hanya itu curahan kasih sayang dari orang tua juga menjadi faktor utama yang mempengaruhi pembentukan sifat, keperibadian dan akhlak anak. Dan kasih sayang orang tua itu bukan hanya dari harta dan kemewahan namun juga perhatian, senyuman, kounikasi yang baik kepada anak.
Demikian penulis memberikan sebuah wacana, bila dalam penulisan terdapat kata yang salah dan kurang dimengerti, itu tak luput dari kekurangan penulis yang perlu belajar lagi. Penulisan ini didasarkan pada pengalaman pribadi dan pemngamatan terhadap lingkungan secara tidak sengaja dan dari rasa keprihatinan tersendiri dari penulis.
Terima kasih….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar